CATATAN PERJALANAN: LATIHAN MEDAN OPERASI GUNUNG HUTAN AM.SAR.XXIII.016 Raden Ghani

LAPORAN PERJALANAN GUNHUT Laporan perjalanan mabim gunung hutan merupakan suatu bagian dari pengambilan nomor SAR UNPAD. Maka dari itu harus dibarengi dengan membuat sebuah laporan perjalanannya agar apa yang didapat dari mabim tersebut dapat bermanfaat untuk diri kita,walaupun bentuk laporan yang dibuat ini entah dalam bentuk apayang penting ada. Perjalanan mabim gunhut pada tanggal 15 sampai 20 agustus 2013 bertempatan di rancaupas saya lakukan susulan jadi tidak full semuanya ikut dikarenakan ada hal lain yang harus dilakukan. Dimulai sebelum pemberangkatan pada tanggal 17 malam saya pergi dari bogor dengan penuh perjuangan mulai dari kehujan sebelum sampai terminal bis kemudian ke hujanan terus kedinginan kena ac sampai saatnya sampai di terminal leuwipanjang. Lalu saya ke rumah nenek terlebih dahulu untuk mengambil motor lalu langsung berangkat menuju jatinangor pada waktu malam hari. Sesudah sampai di kontrakan lalu packing barang bawaan itu sekitar satu jam lalu jam 1 malam saya berangkat ke rancaupas dengan motor.ketika memulai perjalan di daerah soekarno hatta ban saya bocor 4 lubang kena paku lalu di tambal. Ketika sudah di tambal lalu perjalanan saya mulai kembali menuju rancaupas tapi karena faktor dingin saya berhentikan di pom bensin sekitaran kopo untuk istirahatdan tidur. Lalu sekitar subuh saya berangkatkan lagi menuju kampung cai rancaupas dan sesampainya disana jam 6 pagi. Kemudian dilanjutkan dengan saya didampingi mang aseng menuju para AM yang sedang melakukan simulasi essar yah tapi sayangnya saya melwati materi navigasi darat. Sesudah sampainya di ketemukannya saya dengan para rescuer yg berjumlahkan 4 orang saya langsung bergabung mencari survivor yang bernama subur yang hilang di daerah gunung klotok disebabkan dia ingin maen ke gunung sendiri karena tidak body sistem itu jaadi dia tersesat. Sesudah itu saya dan para rescuer lainnya mencari subur dengan banyak di ketemukannya jejak berupa bungkus mie, botol, bipak alam peta. Ketika memulai pencarian kita terkadang tersesat yah mungkin kurangnya kita meneliti orientasi medannya makannya tersesat sampai kita mencarinya dengan sistem pencarian open gride samapai naik turun gunung.akhirnya di ketemukannya survivor bernama subur pada sudah 2 hari mencarinya di lembahan gunung lalu kami merescue survivor tersebut. Pada 1 hari sebelum pulang kami mendapatkan materi dan pelatihan jungle survivor saya dan lain membuat bipak alam dan mencari makanan se adanya di hutan rancaupas. Makannay yang diperoleh yaitu udang,gedebok pisang dan pakis haji. Lalu pada mala harinya kami di ajarkan tidur kalong di pohon itu terasa tidak enak sekali tidur kalong terasa sangat menyiksa untuk para lelaki yang tidur kalong di pohon.sesudah keesokan harinya pada sekitar tanggal 20 agustus 2013 mabim kami pun telah sudah dilakukan. Sekian laporan perjalanan gunhut yang saya buat saya yakin kalo laporan ini dibaca yang membacanya tidak akan mengerti dengan tulisan laporan ini boro boro ngerti tulis tangan saya saja orang-orang tidak mengerti tulisannya apalagi membuat tulisan di laptop. Untuk yang tidak mengerti tulisan saya ini saya mohon maaf karena saya bikin laporan terburu buru. Semoga di lain waktu saya bisa menulis lebih baik lagi. Apabila banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini emang pasti banyak sih atau mengaganggap laporan ini tidak pantas di sebut sebagai laporan mohon kritik dan sarannya saja terima kasih.

CATATAN PERJALANAN: LATIHAN MEDAN OPERASI GUNUNG HUTAN AM.SAR.XXIII.002 Carmelita Astrini

15 Agustus 2013

Pada hari ini, AM XXIII Unit SAR Unpad bersiap untuk melakukan kegiatan AMO gunung hutan di Bumi Perkemahan Rancaupas, Ciwidey, Bandung. AM XXIII yang berangkat untuk mengikuti kegiatan AMO ini berjumlah sembilan orang yaitu saya, Hani, Iqbal, Ega, Ina, Karin, Tika, Dito, dan Danang. Kami pergi menuju Bumi Perkemahan Rancaupas pada malam hari, sebagian menggunakan angkot yang kami sewa dan sisanya menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor. Perjalanan menuju Rancaupas bisa dibilang cukup lama. Jadi perjalanan tersebut kebanyakan kami lalui dengan tidur, bagi yang menggunakan angkot saja tentunya.

Ketika kami sampai di lokasi, udaranya sangat dingin! Kami pun segera menurunkan carrier dan barang-barang bawaan lainnya supaya bisa cepat ke warung untuk ngopi-ngopi demi menghangatkan diri sambil menunggu teman-teman kami yang mengendarai motor.

Setelah semua sampai, kami segera mendirikan tenda di tempat perkemahan tersebut dan bergegas tidur.

 

16 Agustus 2013

Para AM XXIII dan kolat yaitu Kang Aziz dan Kang Aseng memulai kegiatan pada pukul 06.00 dengan sedikit binjas yaitu senam survival. Senam survival lumayan melemaskan lengan saya yang sudah lama tidak menggendong beratnya carrier.

Kegiatan hari pertama ini diisi dengan latihan navdar. Saya berada di tim 1 dengan anggota Iqbal, Hani, dan tentunya saya sendiri. Entah kenapa saya merasa sangat sial karena ditunjuk sebagai team leader navdar kelompok 1. Navdar yang harusnya berarti navigasi darat sudah saya bayangkan malah menjadi navigasi modar!

Sebelum melakukan kegiatan navdar, kami membuat basecomm dan sedikit belajar mengenai komunikasi lapangan. Kami juga memasang antena hi-gain agar ht yang kami gunakan bisa lebih luas jangkauannya.

Setelah itu kami mengeplot koordinat awal dan koordinat akhir tujuan kelompok 1. Ternyata koordinat awal yang diberikan oleh para kolat berada di tempat camp kami tadi malam, bukan di basecomm yang didirikan. Sementara itu, koordinat titik tujuan kelompok 1 adalah Gunung Cadaspanjang. Kami memulai perjalanan navdar ini dari tempat camp kami tadi malam. Jalan yang kami pilih tidak banyak memotong sudut kompas, melainkan mengambil jalan setapak panjang, tetapi tidak terjal. Inilah hal yang menjadi penyesalan saya.

Kenapa?

Karena pada akhirnya kelompok kami salah puncakan! It was okay sebenarnya, yang penting kami belajar. Kami malah menuju puncakan 2020 yang merupakan tujuan kelompok 2. Hal ini terjadi karena kami salah belokan jalan menuju punggungan. Sebenarnya kelompok kami sudah mengetahui bahwa kami harusnya belok menuju punggungan yang di depannya dari belokan yang kami ambil. Tetapi kami baru menyadarinya ketika Kang Ardi, kolat pendamping kelompok 1, sedikit memberi pencerahan mengenai dimana kami berada. Akhirnya kami memutuskan tetap menyusuri punggungan yang salah tersebut untuk sampai ke puncakan 2020 karena waktu juga tidak memungkinkan untuk berputar balik dan menuju ke Gunung Cadaspanjang. Yah at least walaupun salah, kami bisa sampai di puncakan dan melihat keindahan alam sekitar dari puncakan. Sedikit menghibur diri, ya?

Pelajaran yang saya ambil dari latihan navdar hari ini adalah: Namanya juga belajar navigasi, maka jangan hanya mengikuti jalur aman / jalan setapak! Beranilah untuk memotong sudut kompas. Inilah hal yang saya katakan menjadi penyesalan diatas.

 

17 Agustus 2013

Setelah selesai dengan latihan navdar, pada hari ke-2 ini kami melakukan kegiatan ESAR. Tim saya bernama tim PPS (Para Pencari Survivor / Pulang Pasti Selamat)  yang beranggotakan Iqbal sebagai team leader, Ega dan Hani sebagai navigator, dan saya sendiri sebagai notulen. Survivor yang akan kami cari bernama Subur Alexander.

Beberapa informasi yang diberikan mengenai Subur adalah:

–          Subur adalah seorang anggota PA Rempakem di Bandung;

–          Subur hilang saat sedang melakukan latihan navdar seorang diri. Tujuan navdarnya adalah Gunung Cadaspanjang dan Gunung Kolotok;

–          Tinggi Subur sekitar 170an cm, dengan berat badan 60an kg;

–          Kulit Subur berwarna sawo matang;

–          Barang yang dibawa Subur: 1 buah daypack, 3─4 bungkus mie instan, 1 bungkus rokok Dunhill Mild, air mineral 1.5 L, 1 buah headlamp, dan 1 buah peta.

Setelah melakukan pembagian tugas dengan kelompok lain, tim PPS pun mendapat tugas untuk menyisir Gunung Kolotok. Tim PPS pun langsung memulai latihan operasi pencarian Subur Alexander pada pukul 10.28 dengan memasang marker di tempat start. Tipe pencarian kami masih menggunakan tipe 1. And the jorney finally began!

Tim PPS mulai menyebrangi punggungan lalu melewati rawa. Baru 11 menit kami berjalan, kami menemukan sumber air dekat persawahan. Setelah diteliti, ternyata itu merupakan jalur irigasi persawahan. Lalu kami menentukan posisi kami / irigasi tersebut dengan menembak Gunung Tikukur di sebelah timur dan didapatkanlah posisi kami di 764000.21180. Lalu kami berusaha memanggil basecomm untuk melaporkan titik koordinat kami berada, tetapi tidak ada jawaban. Mungkin karena posisi kami yang terhalang punggungan. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan kami menyusuri persawahan.

Pada pukul 11.36, tim kami kembali menemukan sumber air. Kali ini benar-benar merupakan sumber air asli. Kami juga menemukan sumber perapian di dekat sumber air. Karena dirasa bisa jadi itu adalah jejak survivor, kami pun memasang marker kedua. Kami berusaha menentukan koordinat kami, tetapi tidak bisa karena titik ekstrem tidak ada yang terlihat karena terhalang vegetasi yang tinggi-tinggi. Kami pun beristirahat sejenak sambil minum-minum dan menentukan jalan selanjutnya kemanakah kami pergi?

Pukul 12.00, tim PPS melanjutkan perjalanan. 7 menit kemudian, kami kembali menemukan sesuatu yang dikira jejak survivor yaitu sebuah bivak alam beratapkan plastik, lalu kami memasang marker ketiga kami di bivak tersebut.

Lalu pukul 12.29 kami melapor ke basecomm koordinat posisi kami saat itu yang sedang berada di lembahan yaitu di 764150.211740. Setelah melanjutkan perjalanan, kami kembali menemukan sesuatu yaitu: bekas perapian, sebuat tutup botol air mineral dengan merk VIT, dan 1 buah baterai AA bekas dengan merk Eveready. Kami mengira bahwa baterai tersebut merupakan baterai bekas headlamp survivor. Akhirnya kami kembali memasang marker keempat di bekas perapian tersebut. Kami juga membawa tutup botol dan baterai yang kami temukan.

Setelah kembali melanjutkan perjalanan, kami menemukan sumber air lagi dan akhirnya kami memutuskan untuk istirahat makan siang di dekat sumber air tersebut pada pukul 13.00.

Setelah 1 jam beristirahat, tim pun melanjutkan perjalanan pada pukul 14.10. Kami berjalan menuju punggungan. Pukul 14.34 kami melaporkan posisi kami berada di koordinat 763950.212000.  Setelah itu, perjalanan kami pun mulai seru karena tiba-tiba turun hujan. Kami menyusuri jalan setapak untuk mencapai puncakan, tetapi tiba-tiba kami mulai kebingungan karena dirasa puncak yang ingin kami capai yaitu Gunung Kolotok terlewat karena kami asyik mengikuti jalan setapak dikarenakan hujan juga. Akhirnya kami beberapa kali bolak-balik jalan, sampai akhirnya diputuskan kami tidak mengikuti jalan setapak lagi dan memotong sudut kompas. Jalan yang kami lewati mulai curam dan kami harus menebas-nebas jalan di tengah hujan. Di pikiran kami saat itu adalah “Yang penting kita sampe di puncak dulu, ngeri nih ujan longsor!!”. Akhirnya pukul 17.50 kami sampai di puncak dan segera melakukan orientasi medan untuk melapor ke basecomm.

Tetapi ternyata puncakan yang kami capai hari itu sepertinya salah…

Bagus…

2 puncakan salah dalam 2 hari berturut-turut…

Hmm…

Tapi kami sebenarnya belum yakin kalau kami salah puncakan. Ega yakin kami salah puncakan, tetapi ketua kami Iqbal masih yakin kalau kami berada di puncakan yang benar. Sedikit memberi harapan sih.

Kami pun mendirikan camp di puncakan antah-berantah tersebut karena hari sudah mulai gelap juga. Ketika melepas raincoat, saya baru menyadari bahwa saya diserang pacet-pacet! Ini pertama kalinya dalam hidup saya melihat pacet dan malah ditempelin pacetnya juga. Sedikit excited melihat pacet di awal, tetapi lama-lama nempel terus bikin sebal juga.

 

18 Agustus 2013

Tim kami bangun pagi sekali yaitu pukul 06.15 untuk orientasi medan kembali karena kami masih belum yakin, kami sedang berada di puncakan mana sih? Setelah melakukan orientasi medan cukup lama, ternyata kami memang salah puncakan. Akhirnya tim kami malah direscue oleh Kang Bayu dan Kang Aziz.

Pukul 10.07 kami pun memulai pergerakan ESAR dari puncakan salah tersebut dengan tipe 3 yaitu close grid, sudut pergerakan 205˚. Kami memasang marker end untuk tipe pencarian 1 dan marker start untuk tipe pencarian 3.

Pukul 10.17, sudut pergerakan kami diganti menjadi 220˚, lalu kami memasang marker perubahan sudut pergerakan.

Jalan yang kami lalui benar-benar menantang! Rasanya yang kami injak bukanlah tanah melainkan hanya batang-batang pohon. Kami jatuh-bangun-terperosok-terpeleset-jungkirbalik menuju ke lembahan yang terjal. Sampai akhirnya tiba-tiba Hani berteriak kencang seperti naik perosotan. Ternyata dia terperosok jauh sekali sampai ke lembahan. Akhirnya kami ikutan perosotan juga sampai ke lembahan.

Lembahannya benar-benar kanan-kiri gak oke alias kanan-kiri terjal. Menurut sudut kompas, kami harusnya masih menyusuri mata air di lembahan, tetapi tiba-tiba hujan turun lagi dan agak deras. Lalu muncul kembali pikiran “Yang penting kita sampe di puncak dulu, ngeri nih ujan longsor!!”. Kami pun naik menuju punggungan di depan kami. Tipe pencarian diganti dengan tipe 1. Perjalanan benar-benar menegangkan karena sangat terjal dan licin. Kami sampai harus menggunakan webbing untuk naik. Tiba-tiba saya jadi ingat masa-masa ESAR saat diklat dulu seperti ini juga. Lalu sang team leader kami berkata, “Ini ESAR gak malah nimbulin korban ya? Hahaha”. Lucu juga.

Pukul 14.45 akhirnya kami menemukan titik terang. Rupanya kami sudah mau sampai di puncakan. Kami pun istirahat makan di tempat yang memang datar dan lapang. Posisi kami saat itu adalah di 763423.212073.

Lalu datanglah Kang Aseng dan Kang Aziz Amin, memberitahu bahwa kami akan bergabung dengan tim yang 1 lagi yaitu tim Kontribusyi yang beranggotakan Danang, Dito, Tika, Karin dan Ina. Pukul 17.00 kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncakan untuk merapat ke tim Kontribusyi.

Pukul 17.20 kami menemukan bivak alam dan kami pasang marker. Lalu 5 menit perjalanan kemudian, kami menemukan bungkus mie instant yang dikira merupakan bungkus mie bekas si survivor. Kami pun kembali memasang marker.

Tidak berapa lama kemudian, kami  akhirnya bertemu dengan tim Kontribusyi. Ternyata Dito direscue pulang karena demam dan Gani datang bersama tim Kontribusyi. Kami pun mendirikan camp, makan malam, dan beristirahat.

 

19 Agustus 2013

Pukul 08.35, tim PPS dan Kontribusyi memulai pergerakan tipe 3 dengan sudut pergerakan 165˚. Pergerakan kami hari ini diketuai oleh Gani. Lalu kami berhenti di koordinat 763350.211940 dan diinstruksikan oleh basecomm untuk berhenti jangan melanjutkan perjalanan dahulu. Cukup lama kami berhenti. Sepertinya survivor masih sarapan dan belum menuju ke TKP dia harusnya ditemukan.

Pukul 09.43, basecomm memanggil untuk menginstruksikan kami mengganti sudut pergerakan menjadi 205˚. Lalu tiba-tiba kami kembali diinstruksikan untuk jangan melanjutkan perjalanan dahulu. Sepertinya para kolat sedang galau.

Pukul 10.53, akhirnya kami diinstruksikan untuk jalan dengan sudut pergerakan kembali ke 165˚. Tuhkan, kolat sedang galau.

Pukul 12.00, tim menemukan tempat istirahat dan makan siang. Sayangnya persediaan air kami sangat minim, sehingga kami tidak mungkin memasak. Jadi kami hanya makan roti.

Selesai istirahat, pukul 12.46 tiba-tiba kami mendengar suara orang berteriak “Toloooong!”. Kami langsung menuruni punggungan dan berganti ke tipe pencarian 1 karena kami yakin itu adalah suara survivor!

Ternyata benar, pukul 12.50 kami menemukan Subur Alexander. Kami langsung membagi tugas. Ada yang mengajak Subur mengobrol, masak air untuk Subur, dan membuat tandu untuk Subur. Saya sendiri dan Hani memasak air untuk Subur, lalu setelah itu kami mengajak Subur mengobrol dan juga membuatkan bidai pada kaki kirinya karena Subur mengalami patah kaki kiri.

Pukul 14.00 akhirnya Subur dievakuasi.

Dan akhirnya AMO gunhut kami ini berakhir.

Kami dengan semangat berjalan pulang, tetapi tiba-tiba kami disuruh Kang Bayu dan Kang Aseng untuk berhenti di dekat sungai.

Ternyata…………AMO gunhut belum selesai!

Kami harus melewati jungle survival. Para kolat menyita makanan, matras, dan beberapa peralatan kami. Lalu kami disuruh untuk membuat bivak alam dan perapian individu.

Ketika makanan-makanan kami disita, saya mengambil 1 sachet minuman jasjus dari persediaan makanan saya. Lalu Tika menyuruh saya untuk mengambil lagi. Dengan sangat nurutnya saya ambil lagi jasjus yang banyak. Akhirnya saat survival malamnya, kami segar-segaran dengan jasjus. Lalu Kang Bayu dengan insting yang sangat tingginya mengecek carrier Tika dan menemukan jasjus disana. Duh malu deh. Untung kami sudah minum 2 sachet jasjusnya, tidak sia-sia juga 😦

Jungle survival nya asyik karena akhirnya saya tau bagaimana cara menangkap udang sungai dan juga mencoba tidur kalong pada malam harinya. Walaupun hanya selama 15 menit.

 

20 Agustus 2013

Hari terakhir ini hanya diisi materi-materi mengenai jungle survival dan selebihnya yang saya ingat hanyalah kembali pulang ke Jatinangor.

 

….Akhirnya AMO gunhut benar-benar selesai!

CATATAN PERJALANAN: LATIHAN MEDAN OPERASI GUNUNG HUTAN AM.SAR.XXIII.019 Ega Pratama

CATATAN PERJALANAN

MABIM GUNUNG HUTAN UNIT SAR UNPAD ANGKATAN XXIII

EGA PRATAMA

Hari pertama, 15 Agustus 2013

Setelah melengkapi perbekalan logistik pribadi dan tim, dan memastikan packing dengan tepat kami memulai keberangkatan dari sekre Unit SAR Unpad sekitar pukul 22.00 WIB. Perjalanan menuju area Ranca Upas ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dengan memakan waktu sekitar dua jam. Setelah sampai di kawasan Ranca Upas, kami memutuskan bermalam di tanah lapang dekat komplek warung.

Hari Kedua, 16 Agustus 2013

Pukul 06.00 WIB kami sudah harus bangun, untuk melakukan aktivitas bina jasmani. Setelah sarapan dan packing kami melanjutkan perjalanan menuju tempat basecamp yg diputuskan berada di  lembahan selatan Gunung puncakan 2020.

Mabim gunung hutan dimulai dengan pemberian materi dari kang Ardi mereview materi navigasi dan komunikasi lapangan. Setelah dibagi menjadi tiga tim juga diberi tugas menuju puncakan yang berbeda, saya bersama Tika dan Danang di dampingi Kang Adit harus menuju puncakan 2020. Kami memulai bernavigasi dan orientasi medan untuk menentukan titik lokasi kami berada, setelah mengetahui posisi, kami memutuskan untuk menggunakan jalur punggungan puncakan 2020 yang ada di sebelah timur posisi kami. Selama perjalanan kami selalu mengecek posisi dengan acuan titik ekstrim Gunung Cadaspanjang dan Gunung rakutak yang berada di sebelah barat dan timur puncakan 2020. Sekitar pukul 16.30 WIB kami sampai ke tujuan puncakan 2020, setelah mendirikan flysheet dan makan siang, tak lama hadir tim Iqbal, Carmel, dan Hani yang seharusnya menuju puncak Gunung Cadaspanjang.

Setelah evaluasi tim, kami turun menuju basecamp, dan sampai sebelum gelap. Kami melanjutkan dengan kegiatan MCK, dan sekitar pukul 20.00 WIB melakukan evaluasi keseluruhan.

Malam itu juga kami briefing untuk simulasi ESAR keesokan harinya dengan mendapat laporan orang hilang yang bernama Subur Alexander beserta ciri khusus dan barang yang dia bawa ketika melakukan latihan navigasi di sekitar Gunung Kolotok dan Gunung Cadaspanjang.

Hari Ketiga, 17 Agustus 2013

ESAR hari pertama, dilakukan oleh dua tim, yaitu tim PPS yang diketuai Iqbal Aulia, Carnelita, Hani dan Saya sendiri, dan tim Kontribusyi yang diketuai oleh Danang, Dito, Karin, dan Tika.

Tim PPS ditugaskan untuk menyisir rute jalan menuju puncak Gunung Kolotok. Pukul 10.28 WIB kami memulai pergerakan dengan berorientasi medan untuk menentukan posisi awal. Basecom pada peta. Setelah diplot kami memutuskan perjalanan menyusuri garis kontur menuju puncak kolotok.

Pada pukul 11.36 WIB kami menemukan sumber air, kami menemukan bekas perapian, baterai, dan tutup botol, kemungkinan milik survivor. Kami memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan pada pukul 12.00 WIB.

Pukul 12.07 WIB kami memasang marker karena menemukan jejak survivor berupa rangka bivak. Melanjutkan perjalan ke suatu lembahan cukup terbuka, dan kami melakukan penentuan posisi kembali. Pada pukul 12.51 WIB kami menemukan sumber air dan memtuskan untuk beristirahat makan siang. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan mendaki ke lembahan gunung kolotok, karena hujan turun pada pukul 14.30 WIB kami memutuskan untuk mengikuti jalan setapak. Dan ketika waktu sudah menunjukan pukul 16.00 WIB kami menghentikan pergerakan, tetapi atas persetujuan tim kami memutuskan untuk mendaki saddle menuju puncakan karena kami piker akan lebih aman jika berada pada puncakan dalam kondisi hari mulai gelap dan hujan.

Pada pukul 17.45 WIB kami sampai dipuncakan, tetapi kami sulit menentukan posisi karena hari mulai gelap dan sulit untuk orientasi medan, kami putuskan untuk bermalam disana dan melapor kepada basecom pukul 20.00 WIB.

Hari Keempat, 18 Agustus 2013

Pukul 06.15 WIB kami memulai aktivitas dengan sarapan dan packing lalu berorientasi medan dan menyimpulkan bahwa kami salah puncakan, yaitu berada di barat laut gunung kolotok. Pada pukul 09.00 WIB kami dijemput oleh kolat Ajis dan Bayu dan diberi sudut 205 derajat potong kompas, dengan menggunakan pencarian tipe 3.

Setelah 15menit pergerakan kami merubah sudut kompas menjadi 220 derajat yang diintruksikan oleh kolat Bayu. Setelah menyusuri puncakan yang sangat curam, pada pukul 14.45 WIB kami memutuskan untuk mengubah tipe pencarian untuk menyusuri jalan setapak karena hari mulai hujan. Ternyata kami sampai di suatu saddle dan ,memutuskan untuk beristirahat. Setelah orientasi medan ternyata kita berada di utara puncakan 2020, melenceng tipis dari tujuan, dan ditempat tujuan sudah ada tim kontribusyi menunggu.

Pada pukul 17.45 kami sampai di lokasi tim kontribusyi atas saran dari SMC kang Aseng. Kami membuat shelter dan menemukan jejak “SUBUR” dan melapor basecom pada pukul 20.00 WIB.

Hari Kelima, 19 Agustus 2013

Pukul 08.00 WIB kami memulai pergerakan menggunakan tipe 3 karena ada informasi survivor ditemukan. Baru saja melakukan pergerakan ada intruksi dari basecom untuk menghentikan pergerakan sampai pukul 10.53 WIB karena ada hal yang dapat membahayakan kedua tim. Setelah melanjutkan perjalanan kami memutuskan beristirahat pada pukul 12.00 WIB, tidak lama mendengar suara survivor. Setelah dicari sumber suara kami menemukan survivor pada pukul 12.50 WIB dan mengevakuasinya.

Pada pukul 15.00 WIB kami berhasil mengevakuasi survivor dan menuju tempat materi jungle survival. Kami memulai materi dengan membuat bivak alam dan mencari makanan dari tanaman sekitar dan udang di sungai.

Malam harinya kami mendapat materi tidur kalong untuk berjaga dari bahaya binatang buas, tetapi malam itu tidur dilanjutkan di bivak alam masing-masing.

Keesokan harinya kami bangun sekitar pukul 08.00 WIB dan melanjutkan materi botani praktis. Sampai siang hari dan mabim gunung hutan resmi ditutup. Kami kembali ke kompleks warung Ranca Upas dan menunggu jemputan transport untuk kembali ke Jatinangor sekitar pukul 19.00 WIB.

CATATAN PERJALANAN: LATIHAN MEDAN OPERASI GUNUNG HUTAN AM.SAR.XXIII.005 Hanifah Ainul Azkia

LAPORAN PERJALANAN MEDAN OPERASI GUNUNG HUTAN

 

16 Agustus 2013
NAVIGASI DARAT

Pada materi navigasi darat kami diberikan titik koordinat awal keberadaan kami dan titik koordinat akhir, kami diistruksikan untuk mencari dan menuju titik koordinat akhir yang diberikan dengan menggunakan orientasi medan serta resection. Tim kami beranggotakan saya hanifah ainul azkia, carmelita sebagai ketua tim dan muhammad iqbal aulia.

Pergerakan kami mulai dengan sebelumnya makan terlebih dahulu dan mengemas barang-barang kami. Sebelum berangkat kami juga memplot titik awal dan titik akhir koordinat di peta sehingga kami dapat orientasi medan selama diperjalanan dan disesuaikan dengan peta. Pada saat pergerakan kami terus mengikuti arah barat karena dimulai dari titik koordinat awal ke titik koordinat akhir berarah ke barat, namun kami masih mengikuti jalan setapak. Selama perjalanan kami selalu melakukan orientasi medan, namun kami memiliki kesulitan untuk menentukan puncakan yang disebenarnya dan di peta, karena banyaknya puncakan di sekitar kami dan sulit menentukan karakteristik dari puncakan tersebut.

Dikarenakan kesulitan kami dalam melakukan orientasi medan maka setelah kami menaiki punggungan kami menyadari puncakan yang kami naiki salah sehingga tidak mencapai ke titik koordinat akhir kami yaitu puncak 2020.

 

ESAR (Explore Search and Rescue)

Survivor:              Subur Alexander

Lokasi Hilang:     dari puncakan cadas panjang sampai puncakan kolotok

 

17 Agustus 2013

Hari pertama pencarian survivor dimulai dengan 2 SRU (Search Rescue Unit) yaitu tim PPS (Para Pencari Subur dan Pulang Pasti Selamat) dengan ketua tim Muhammad Iqbal Aulia dan tim 2 Kontribusyi dengan ketua tim Danang Nuyu Ahimsa. Sebelum memulai pencarian kami mengisi energi dengan sarapan, lalu bersiap2 mengemas barang, serta yang paling penting untuk mencapai tujuan kami yaitu lokasi kemungkinan ditemukannya survivor kami menentukan jalan yang akan kami lalui dengan melihat peta yang kami miliki, karena saya adalah anggota tim PPS bersama 3 orang lagi yaitu carmelita sebagai notulen, ega pratama sebagai navigator dan muhammad iqbal aulia sebagai ketua serta saya sebagai ribbon man, kami memiliki tujuannya kepuncakan kolotok maka kami putuskan untuk jalan ke arah utara dengan melewati rawa dan persawahan serta mengikuti punggungan sampai ke puncakan Kolotok. Setelah kami sepakat dengan rute yang akan kami lewati kami berdoa dan persiapan pergerakan.

Pada pukul 10.28 kami memulai pergerakan sesuai dengan rute yang telah kami tentukan dan tidak lupa sebelumnya kami memasang markerpertama di basecomm, sebagai penanda kami memulai pergerakan ditempat itu. Tipe pencarian yang kami gunakan yaitu hestic karena belum ada tanda-tanda survivor yang kami temukan dan masih mengikuti jalan setapak. Rute pertama yang kami lewati adalah melewati rawa dan persawahan. Sesampainya kami di persawahan yaitu pada pukul 10.39 kami berhenti untuk melakukan resection agar kami dapat mengetahui titik koordinat kami dan dapat melaporkan ke basecomm, didekat persawahan tersebut kami juga menemukan sumber air berupa irigasi persawahan. Setelah melakukan resection titik koordinat yang kami dapat adalah 764000.211800 dan melaporkan pada basecomm namun saat kami memanggil basecomm tidak ada jawaban dari basecomm setelah beberapa kali pengulangan dan berpindah tempat. Maka kami mengira daerah tersebut adalah blank spot yang kemungkinan karena tertutup punggungan disekitarnya. Lalu kami melanjutkan perjalanan melewati jalan setapak disamping persawahan.

Setelah berjalan melewati jalan setapak kami kembali menemukan sumber air yaitu pada pukul 11.36, kami juga menemukan bekas perapian yang kemungkinan merupakan dari survivor serta menemukan tutup botol air mineral dan baterai yang kemungkinan dari headlamp yang dibawa survivor. Maka disana kami memasang marker karena mendapat jejak yang kemungkinan dari survivor. Sebelum melanjutkan perjalanan kami menentukan titik koordinat kami agar bisa dilaporkan ke basecomm namun karena terhalang vegetasi kami kesulitan melakukan resection. Maka kami hanya beristirahat minum dan mengambil air disumber air. Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan pada pukul 12.00 dengan membawa jejak survivor yaitu tutup botol air mineral dan baterai.

Pada pukul 12.07 kami kembali memasang marker karena kami menemukan kemungkinan jejak dari survivor berupa bivak beratapkan plastik, setelah memasang marker kami melanjutkan perjalanan dengan menyusuri punggungan dan masih melewati jalan setapak. Sesampainya kami dijalan setapak yang masih berada di lembahan kami melakukan resection karena kami sudah dapat menentukan titik ekstrim berupa dua puncakan, setelah resection kami mendapatkan titik koordinat kami yaitu 764150.211740 dan melapor ke basecomm.

Pada pukul 12.36 kami kembali menemukan perapian yang kemungkinan bekas survivor serta beberapa jejak lainnya yaitu tutup botol mineral serta baterai yang kemungkinan bekas headlamp yang dibawa oleh survivor, kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan membawa jejak survivor yaitu tutup botol air mineral dan baterai. Pada pukul 12.51 kami kembali menemukan sumber air dan melaporkan ke basecomm. Setelah mengisi persediaan air pada pukul 13.00 kami memutuskan untuk beristirahat makan karena berada dekat dengan sumber air. Sehabis beristirahat dan berkemas-kemas tim PPS melanjutkan perjalanan pada pukul 14.10 dengan menyusuri punggungan dan tetap melewati jalan setapak. Pada pukul 14.34 kami melakukan resection karenavegetasi sudah agak terbuka dan kami mudah melihat titik ekstrim. Maka kami mendapatkan titik koordinat kami yaitu 763950.212000 dan melaporkan ke basecomm.

Pada saat perjalanan hujan turun dengan deras maka kami berhenti untuk memakai jas hujan agar terlindung dari baju basah yang dapat menyebabkan hipotermia. Setelah perjalanan selama kurang lebih 3 jam kami memutuskan untuk merubah guide kami yaitu dari jalan setapak menjadi mengikuti punggungan dengan cara membuka jalan karena hari yang sudah mulai gelap dan keadaan hujan deras kami masih belum mencapai puncakan. Kami tidak dapat memasang marker perubahan guide karena keadaan yang tidak memungkinkan yaitu hujan deras.

Pada pukul 17.45 kami sampai di puncakan dan segera melakukan resection karena hari sudah hampir gelap dan akan sulit melakukan resection, kami menentukan dipuncakan mana kami berada apakah benar dipuncakan yang kami tuju yaitu puncak kolotok atau bukan. Dengan  terus berkomunikasi dengan basecomm kami melaporkan bagaimana rupa dari puncakan yang kami datangi dan masih belum dapat menentukan apakah kami benar berada dipuncak kolotok atau bukan karena hari yang sudah gelap. Maka kami memutuskan untuk beristirahat dipuncakan yang kami belum tau namanya dengan membangun shelter dan memasak makanan serta membuat api. Setelah kami selesai maka kami tidur, mengisi energi untuk pergerakan esok hari.

 

Hari Kedua 18 Agustus 2013

Hari ini adalah hari ketiga survivor telah hilang, maka kami bangun sepagi mungkin agar waktu yang kami punya untuk mencari survivor lebih banyak karena survivor telah lama hilang. Maka kami pada pukul 06.15 kembali bersiap-siap dengan memasak makanan membereskan shelter dan barang-barang kami. Dan karena kemarin kami belum dapat menentukan dipuncakan mana kami berada maka kami kembali melakukan orientasi medan dan terus berkomunikasi dengan basecomm. Setelah kami yakin dengan orientasi medan kami, ternyata kami tidak berada dipuncakan yang kami tuju yaitu puncakan kolotok. Maka kami kembali melakukan pergerakan pada pukul 10.07 dengan cara memotong kompas dengan sudut 205 derajat menuju ke puncak kolotok, kami menggunakan tipe 3 yaitu close grid karena kami sudah tidak memakai guide berupa jalan setapak dan menggunakan cara membuka jalur. Maka kami memasang marker untuk memulai pergerakan, memberitahu barang apa saja yang kami tinggalkan dan tipe apa yang kami pakai. Kami memasang 2 marker yaitu end dan started untuk memberitahu perubahan tipe yang kami gunakan yaitu dari tipe 1 hestic menjadi tipe 3 close grid.

Setelah perjalanan selama 10 menit kami berhenti untuk memasang marker karena perubahan sudut yang kami tuju yaitu dari 205 derajat menjadi 220 derajat kearah puncak kolotok. Medan yang kami lewati lumayan ekstrim karena yang kami pijak selama berjalan bukanlah tanah namun tanaman berupa akar-akar menjalar dari pohon-pohon besar, karena itu kaki kami sering sekali jeblos kedalam akar tanaman itu, sehingga mengganggu dan memperlambat pergerakan kami dikarenakan tanaman yang rapat juga. Kami menuruni lembahan searah dengan 220 derajat tersebut, karena kami membuka jalan maka kami tidak tau medan seperti apa yang kami lewati didepan dan ternyata setelah vegetasi tidak terlalu rapat lembahan yang kami lewati sangat curam sehingga kami tidak dapat lagi berdiri dengan tegak melainkan hanya merosot sampai bawah dan bahkan dapat merosot dengan sangat jauh dan curam. Kami telah sampai di ujung lembahan yaitu berupa aliran air yang makin mengarah kelembahan.

Pada saat kami menyusuri lembahan yang berupa aliran air hujan turun deras maka dengan alasan keamanan kami putuskan untuk kembali naik ke punggungan pada pukulo 12.30 dan terus menyusuri punggungan sampai tiba dipuncakan. Lalu setelah kami menemukan jalan setapak kamu rubah guide pergerakan kami menjadi mengikuti jalan setapak karena banyak ribbon yang kami temui maka kami yakin berada dijalur yang benar. Pada pukul 14.45 setelah hujan sedikit reda kami putuskan untuk istirahat makan dan kami melakukan orientasi medan dan resection untuk menentukan koordinat kami. Koordinat tempat kami istirahat adalah 763423.212073 dan kami laporkan ke basecomm. Selama kami beristirahat makan kami mendengar suara dari kejauhan yang merupakan suara dari tim Kontribusyi yang ternyata berada dekat dengan kami namun mereka telah berada dipuncakan sedangkan kami belum. Maka setelah makan dan berkemas kami bergegas menuju asal suara tim Kontribusyi yaitu dengan menyusuri punggungan pada pukul 17.00. pada pukul 17.20 kami berhenti untuk memasang marker karena kami menemukan jejak yang kemungkinan berasal dari survivor yaitu rangka bivak. Dan setelah jalan 5 menit yaitu pada pukul 17.25 kami menemukan jejak lain yaitu bungkus mie, Cuma kami tidak yakin itu merupakan bekas survivor karena telah kadaluwarsa namu kami tetap membawa bungkus mie tersebut dan kembali memasang marker.

Pada pukul 17.40 kami bertemu dengan tim Kontribusyi di puncakan, maka kami berhenti di puncakan tersebut dan kembali membangun shelter serta beristirahat makan bersama dengan tim kontribusyi, pada saat diperjalanan dan disekitar shelter anggota tim PPS maupun Kontribusy banyak yang terserang pacet namun tidak terlalu menggangu. Setelah kami siap membangun shelter dan makan kami berganti baju kering agar tidak kedinginan dan beristirahat sebentar disekitar api sebelum tidur dan pada pukul 22.30 kami dari tim PPS tidur di shelter tim kami.

 

Hari Ketiga 19 Agustus 2013

Kami bangun dan bersiap-siap mengemas barang serta makan pada pukul 6 pagi, kami memasang marker sebagai penanda kami pernah berada disana dan meninggalkan jejak berupa rangka shelter, dan untuk memberitahu tipe apa yang kami pakai untuk mencari survivor. Pada hari ketiga ini kami mendapatkan informasi dari basecomm bahwa area posisi survivor ditemukan setelah mendapat beberapa informasi tambahan dari teman-teman survivor, maka survivor menginstruksikan agar kedua tim bersatu dan bergerak memotong kompas searah 165 derajat menuju posisi survivor pada pukul 08.35. lalu kami berhenti pada pukul 09.25 karena kami ingin melakukan orientasi medan menentukan titik koordinat kami  agar dapat dilaporkan ke basecomm. Titik koordinat tempat kami berada adalah 763350.211940 dan kami laporkan ke basecomm.

Pada pukul 09.43 basecomm memanggil dan merubah sudut pergerakan kami menjadi 205 derajat maka kami berhenti untuk memasang marker perubahan sudut pencarian. Selama perjalan kami juga selalu memasang ribbon sebagai penanda jalur yang kami lewati.  Kami beristirahat pada pukul 09.43 dan menunggu instruksi dari basecomm selanjutnya. Dan pada pukul 10.53 basecomm memberikan instruksi untuk mulai pergerakan dengan sudut yang telah diberikan. Medan yang kami lewati dengan cara membuka jalur adalah lembahan yang tidak terlalu curam dan vegetasi lumayan banyak sehingga kami perlu banyak menebas, medan yang kami lewati tidak terlalu sulit seperti yang tim PPS lewati kemarin. Setelah berjalan sampai pukul 12.00 kami putuskan untuk beristirahat sebentar dengan alasan kami kekurangan air sehingga tidak dapat memasak nasi dan belum menemukan sumber air lagi. Selama kami istirahat kami terus memanggil nama survivor dan samar-samar kami mendengar suara minta tolong dari arah barat daya dan menuju lembahan. Maka kami bergegas untuk berkemas dan langsung menuju asal suara yang kemungkinan besar dari survivor dengan terus memanggil nama survivor.

Pada pukul 12.50 kami menemukan survivor dalam keadaan patah tulang pada kaki kanan dari lutut sampai kaki serta mengalami kedinginan. Maka kami dengan cepat membagi tugas yaitu ada yang membuat tandu untuk mengevakuasi survivor, mencari kayu untuk membidai kaki survivor, beberapa ada yang memasak minuman untuk survivor agar dinginnya hilang, dan yang lain menemani survivor agar kesadarannya tetap terjaga, sangat penting menjaga kesadaran survivor agar survivor tetap hidup karena hipotermia dapat menyebabkan kematian pada saat penderita tertidur. Pada saat ditemani korban kami beri makanan dan minuman agar dinginnya dapat hilang. Setelah kami menemukan kayu untuk membidai kami dengan hati-hati membidai survivor agar patah tulangnya tidak bertambah parah. selesai membidai kami segera mengevakuasi korban ke tempat yang aman menuruni lembahan dan mengikuti jalan setapak sampai tiba ke tempat yang aman.

Pada pukul 15.00 kedua tim telah berhasil mengevakuasi korban menuju tempat yang aman dan kembali ke basecomm.

 

19-20  Agustus 2013

JUNGLE SURVIVAL

Jungle survival merupakan tahapan terakir yang harus kami lalui kalau kami ingin pulang walaupun dari hari pertama navigasi darat pun kami sudah mau pulang namun semangat berlatih dan jiwa kemanusiaan yang mendorong kami untuk meneruskan pencarian subur serta menyelesaikan aplikasi medan operasi gunung hutan. Pada awalnya selesai kami menemukan dan mengevakuasi subur kami kira hari itu akan selesai namun masih ada satu tahapan lagi yang paling berat menurut kami karena harus menahan lapar, dingin, lemas serta pikiran yang terus melayang ingin makan de chick, nasi goreng favorite, dan checo. Namun semua itu saya lewati dengan tetap tersenyum dan bersemangat karena setiap saya melihat saudara-saudara saya AM SAR XXIII mereka selalu bisa membuat saya tertawa dengan kebodohan-kebodohan yang pastinya orang normal tidak pernah lakukan.

Kembali ke jungle survival pada hari pertama kami membuat tempat perlindungan dari hujan panas dll yaitu berupa bivak yang sebenarnya gak layak juga disebut bivak, karena saudara-saudara saya lebih senang menyebutnya kandang B4B1. Namun pada akhirnya saya tetap tidur dengan nyenyak walaupun tempat tinggal tidak layak ditiduri. Karena sebelumnya kami diajarkan untuk tidur diatas pohon dan cukup menguras energi dan sedikit membahayakan khususnya pada pria. Setelah kami turun banyak keluhan berupa kaki kesemutan, badan tidak kerasa atau mati rasa dan khususnya pria yang tidak usah disebutkan keluhannya.

Pada hari kedua kami terus berusaha mengisi perut kami dengan makan apapun yang kami temui dengan dibubuhi sedikit gula ataupun garam sudah sangat nikmat bagi kami. Hutan yang awalnya rindang setibanya kami disana langsung berubah  cerah karena kami dapat memanfaatkan alam dengan sangat maksimal. Jantung pisang, daun pisan, pakis, udang kami makan dan bahkan kecebong raksasa yang kami temui sudah hampir jadi menu kami juga, namun setelah kami liat kondisinya yang jika kita buat untuk mengisi perut akan berefek samping yaitu muntah akhirnya kami buang. Begitulah yang kami lakukan selama jungle survival, nyari makan, bercanda, masak bercanda, tidur, bercanda, ya tidak ada saat yang kami lalui tanpa bercandaan mau bagaimanapun kondisi kami. Dan itulah kami AM SAR XXIII. Jungle survival diakhiri dengan berbuka puasa yaitu makan bersama yang makanannya dimasak oleh senior-senior kami yang baik hati. Terimakasih kakak. Dan begitulah akhir dari perjalanan para pejuang kemanusiaan di gunung hutan melewati berbagai pengalaman dan berubah menjadi kenangan.

 

THE END

CATATAN PERJALANAN: LATIHAN MEDAN OPERASI GUNUNG HUTAN AM.SAR.XXIII.017 Anindito Bayhaqie

LAPORAN MABIM GUNUNG HUTAN 2013

image1
Penulis : Anindito Bayhaqie SAR.AM.XXIII.017
15 Agustus 2013
Selepas waktu isya kami para anggota muda SAR UNPAD mulai berkumpul di sekretariat untuk melakukan persiapan terakhir dan memulai perjalanan kami untuk kegiatan mabim gunung hutan. Pada pukul menunjukan 22.00 kami memulai perjalanan menuju lokasi Ciwidey menggunakan angkota sewaan. Sesampainya di sana kami langsung menuju area camp untuk membuat tenda, pada waktu pembuatan tenda kami dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok laki-laki dan perempuan untuk belajar membuat tenda. Namun karena kapasitas tenda yang kami kurang, maka saya dan Danang membuat shelter di luar tenda dengan menggunakan fly sheet. Setelah selesai pembuatan tenda dan shelter kami diberikan sedikit pengarahan singkat oleh para komandan latihan mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama kami berada di kawasan Rancaupas. Akhirnya pada malam pertama kami memasuki waktu untuk beristirahat.

16 Agustus 2013
Matahari mulai menunjukan dirinya, dan satu persatu dari kami pun mulai bangun dari nyenyaknya tidur kami. Kami pun langsung bergegas untuk melakukan binjas pagi yang berlangsung sekitar 30 menit sekedar memberikan peregangan tubuh agar siap untuk melakukan pergerakan hari ini. Setelah itu saya dan rekan sekelompok saya untuk kegiatan Navigasi Darat yaitu Karina dan Ina berkumpul untuk memasak dan sarapan sambil sedikit membicarakan pergerakan yang akan dilakukan. Setelah itu kami melakukan pergerakan untuk memindahkan lokasi base camp dan belajar membuat pemancar hi-gain untuk menjangkau area komukasi untuk selama kegiatan ini, materi ini diberikan dengan bimbingan dari Kang Ardy. Lalu selanjutnya kami diberikan intruksi untuk memulai orientasi medan dan menentukan posisi base camp kami. Setelah itu kami dibagikan pembimbing untuk menemani kami selama melakukan kegiatan Navigasi Darat,kelompok kami didampingi oleh Kang Bayu. Kami pun mulai merencanakan perjalanan kami untuk mencapai lokasi yang sudah ditentukan, tujuan kami adalah suatu bukit yang berada di arah 30° dari base camp, sehingga itulah yang akan menjadi sudut pergerakan kami. Setelah meninggalkan area base camp, kami menuju arah timur dan mencari area perkebunan dan lebih terbuka sehingga memudahkan untuk melakukan orientasi medan. Akhirnya kamu menemukan area perkebunan dan kami menyusurinya kearah timur dengan sudut pergerakan arah 30°. Selama perjalanan kami berusaha mencari jalan yang paling efektif untuk dilalui. Selama perjalanan kami banyak diberikan saran dan kritik dari Kang Bayu, salah satu hal yang baru saya ketahui dalam bernavigasi adalah bisa menggunakan untuk resection adalah menembak sudut lembahan dan punggungan. Akhirnya waktu memasuki pukul 14.00 kami mulai dekat dengan tujuan kami, sesampainya disana kami melakukan orientasi kembali untuk memastikan bahwa lokasi yang kami tuju benar atau tidak. Dengan melihat keadaan sekitar dan melakukan resection maka didapati bahwa tujuan kami sudah tercapai. Maka kami beristirahat dan memakan bekal makan siang kami. Setelah satu jam beristirahat kamu kembali melakukan perjalan pulang. Dalam perjalanan pulang ternyata cukup sulit untuk dilalui, sehingga saya harus membuka jalur untuk turun dari area bukit yang menjadi lokasi tujuan kami. Dengan jalur yang terjal dan vegetasi yang rapat kami membutuhkan lebih dari satu jam untuk keluar dari area tersebut dan kembali ke area perkebunan sebelumnya. Setelah sampai perkebunan kami dibimbing oleh kang Bayu untuk kembali mengulas perjalanan dan materi navigasi darat sambil beristirahat sejenak di pinggir area perkebunan. Senja mulai nampak sehingga kami harus bergegas pulang kembali ke base camp. Sekembalinya kami ke base camp, Ina dan Karin bertugs untuk memasak sementara saya dan teman-teman lain membuat shelter dan perapian untuk mala mini. Sekitar pukul 23.00 kami melakukan evaluasi kegiatan hari ini dipimpin oleh kang Asenk. Pada sesi evaluasi ini saya mendapat banyak masukan dari para kolat, dan yang terutama dalam latihan navigasi adalah untuk sering menambah pengalaman dalam bernavigasi. Setelah itu kami beristirahat.

17 Agustus 2013
Pada hari ini adalag hari pertama kami untuk memulai kegiatan materi ESAR. Di pagi hari seperti hari sebelumnya kami melakukan binjas lalu sarapan pagi. Lalu kami diberikan tim baru, yaitu saya, Ina, Karin, Danang, dan Tika. Setelah itu kami diberikan briefing untuk melakukan pergerakan. Pada pencarian hari pertama kami menggunakan hestic search atau percarian terburu-buru menunju lokasi Cadaspanjang. Pada saat ini saya kembali ditugaskan menjadi kompasman untuk mengarahkan pergerakan. Pergerakan kami dimulai dengan kembali ke arah camp awal pada malam pertama, areal lokasi kami yang tuju berada di sebelah barat dari base camp kami yang sekarang. Sudut pergerakan yang kamu gunakan adalah 330°. Kami menyusuri sisi barat sungai dan area perkebunan.
Camera 360

Setelah sampai di ujung area perkebunan, merupakan tempat terakhir yang cukup terbuka, sehingga kami memutuskan untuk melakukan istirahat dan makan siang. Sekitar 90 menit pun berlalu, kami memulai perjalanan kami berikutnya.
image3
Ketika kami sedang menaiki area punggungan untuk mencapai puncak dari Cadaspanjang dan area pun vegetasinya rapat sehingga kami harus membuka jalur, lalu tiba-tiba kami diguyur hujan deras. Saya dan ketua kelompok kami dengan singgap membuka jalur dengan cepat untuk mencari daerah datar untuk berlindung dari hujan. Setelah mendapati areal datar saya langsung membuat shelter dan membuat perapian, pada saat itu saya cukup basah kuyup karena hanya menggunakan jaket saja, saya memilih untuk mencoba melidungi teman-teman saya agar tidak kehujanan dan basah seperti saya. Akhirnya shelter dan perapian kami pun sudah jadi, sekiatar 1,5 jam kemudian hujan mulai reda, dan kami pun melaporkan pada base com. Setelah beruding dengan sekelompok akhirnya kami pun menghentikan pergerakan. Kami pun bergegas membagi tugas untuk bermalam pada lokasi ini. Saya dan Danang kembali membuat untuk kami tidur, lalu mencari kayu bakar untuk perapian. Pada saat ini kondisi saya mulai merasa kedinginan, saya pun mengganti pakaian saya. Memasuki malam kami pun melakukan laporan terakhir kepada base com dan kondisi saya sudah mulai menggigil. Pada saat itu teman-teman merawat saya, saya merasakan kebersamaan kami cukup hangat. Akhirnya kami pun beristirahat dan menutup pencarian hari pertama.

18 Agustus 2013
Hari pun berganti dan kondisi saya semakin parah, saya demam dan pusing kepala. Pada pagi itu dari komandan latihan, Kang Asenk dan Kang Yanwar mendatangi camp kami. Setelah teman-teman siap melanjutkan perjalanan, saya akhirnya memutuskan kembali kembali ke base camp kolat dan tidak melanjutkan di hari kedua, sambil berharap kondisi saya membaik dan kembali bergabung dengan teman-teman. Pada saat itu saya cukup merasa bersalah dengan meninggalkan teman-teman dan tidak dapat saling berkontribusi lagi, tapi ini merupakan sebuah pilihan saya, Akhirnya saya ditemani kang Yanwar kembali ke base camp dan istirahat penuh. Namun kondisi saya pun tidak membaik.

19 Agustus 2013
Pagi yang cerah pun kembali, namun diiringi suara tembakan di dekat base camp. Ternyata suara itu ditimbulkan dari para TNI yang sedang berlatih. Pada pagi itu kondisi saya masih buruk dan saya diajukan pilihan dari Kang Asenk untuk melanjutkan kegiatan atau pulang. Saya pun berpikir, namun saya lah yang paling mengetahui kondisi dan batasan diri saya. Akhirnya saya pun memutuskan untuk pulang. Dengan kondisi kolat yang terbatas dan saya yang sedang sakit ternyata tidak ada yang dapat menemani saya pulang. Akhirnya dengan semangat terakhir saya berusaha kembali untuk pulang dan selamat sampai kostan. Keesokan harinya saya ke klinik dan melakukan tes darah, ternyata saya sudah mengalami gejala tipes. Mungkin ini merupakan keputusan yang berat buat saya kehilangan kesempatan untuk belajar lebih pada kegiatan kali ini, tapi keputusan ini menjadi hal yang tepat karena jika saya teruskan mungkin bisa menjadi tipes dan tidak dapat menjalani kegiatan berikutnya. Walaupun singkat namun banyak hal yang sama dapat selain ilmu dan pengalaman, juga kebersamaan dengan teman-teman. Terima kasih atas kesempatannya bisa mengikuti kegitan kali ini.